Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia dalam salah satu rilisnya mencatat ada 124 kasus kebocoran data terjadi dalam rentang tahun 2019 sampai dengan bulan Mei tahun 2024. Data tersebut menjadikan Indonesia berada di peringkat kedelapan sebagai negara dengan kasus kebocoran data oleh riset Surfshark (2024) Belanda. Data yang dikeluarkan oleh Surfshark terhitung sejak Januari 2020 s/d Januari 2024.
Sedangkan rilis dalam tempo soal kebocoran data sepanjang tahun 2024 yakni bermula pada bulan Juni berupa serangan siber ransomware Lock Bit 3.0. Lalu pada bulan Agustus, dugaan terjadi kebocoran 4,7 juta data NIP dan NIK milik aparatur sipil negara dari Satuan Data ASN yang dikelola Badan Kepegawaian Negara.
Dan yang terbaru yakni pada bulan September berupa kebocoran 6 juta data NPWP diduga bocor. Data itu disebut-sebut termasuk milik Presiden Jokowi. Maka bisa dipastikan bahwa Indonesia sudah naik peringkat ketika ada update data lagi terkait negara dengan kasus kebocoran tertinggi.
Rentang tahun tersebut merupakan masa gencar-gencarnya gen z dalam bersosial media. Dengan kata lain, gen z menjadi korban terdampak yang sangat dirugikan dari ketidakbecusan pemerintah melindungi data pribadi penduduknya.
Lalu mengapa hal ini terjadi di era gen z?
Gen z menjadi satu-satunya generasi yang mempunyai sebuah privilese terkait kelimpahan informasi, teknologi, dan literasi. Berawal dari privilese tersebut, gen z jadi mempunyai kesadaran (awareness) akan persoalan privasi. Kesadaran tersebut tak ada dipunyai oleh generasi-generasi sebelumnya.
Bagi gen z, namanya juga privasi ialah hal yang tak harus diketahui oleh orang lain. Jangankan Nomor Induk Keluarga atau Nomor Kartu Keluarga, nomor WhatsApp saja tak bisa sembarangan dibagikan tanpa izin. Tak hanya hal yang bersifat numerik, akan tetapi username akun media sosial gen z tak semua orang harus tau, contohnya second account gen z.
Kesadaran-kesadaran seperti di atas merupakan hal baik bagi kelangsungan dan kenyamanan hidup setiap individu. Sayangnya, hal yang sangat dijaga ketat oleh pemiliknya malah tidak ada back up dan support oleh pemerintah yang bertanggung jawab atas keamanan tersebut. Maka, kepada siapa kita sebagai gen z meminta perlindungan privasi dan perlindungan data pribadi? Satu-satunya jalan ialah berdoa pada YME untuk diberikan pemerintah yang peduli pada rakyatnya.